Yohan
this site the web

Aku Adalah Kunang-Kunang

Aku Adalah Kunang-Kunang...
Dalam Gelap Aku Terang...
Dalam Gelap Aku Terbang...
Terbang Membawa Secercah Cahaya Yang Dinamakan "Kejujuran Hati"...


Niat Hatiku Ingin Memberikan Secercah Cahayaku Ini Kepada Seekor Burung Dara Betina...
Burung Yang Kujumpai Di Sebuah Pulau Dimana Aku Tinggal...
Burung Dara Ini Sahabatku...
Kami Sering Terbang Bersama Di Waktu Senja...
Terbang Bersama Sembari Mendengarkan Bisikan Ilalang Yang Mendayu...
Atau Menikmati Indahnya Bianglala Yang Selalu Tersenyum Ramah...
Setelah Itu Kami Hinggap Di Ranting...
Dari Satu Ranting Pohon Ke Ranting Pohon Yang Lainnya...
Sekedar Menikmati Keakraban Sang Burung Jalak Yang Dengan Gesitnya Mematuk Kutu-Kutu Di Atas Punggung Sang Kerbau Yang Tersenyum Gembira Menggeliat Dalam Kubangan Lumpur Dan Tanah Basah...
Atau Sekedar Menyaksikan Persaingan Alot Antara Sang Lebah Dengan Kepodang Kuning Emas Yang Berebut Menghisap Madu Sang Bunga Yang Terlihat Masih Malu Untuk Mekar...
Namun Siapa Pun Yang Berjaya...
Penyerbukan Tetap Terjadi...
Diam-Diam Aku Bergumam Dalam Hati...
"Sungguh Simbiosis Mutualisme Yang Mengagumkan..."


Hanya Pada Waktu Senja Kami Bisa Bersama...
Karena Kami Tidak Punya Waktu Yang Tepat Untuk Dapat Terbang Bersama...
Aku Adalah Makhluk Tuhan Yang Tidak Dapat Terbang Di Siang Hari...
Waktu Dimana Sang Burung Dara Terbang...
Begitu Pun Sebaliknya...
Sang Burung Dara Tak Dapat Mengepakkan Sayap Putihnya Yang Menawan Di Malam Hari...
Waktu Dimana Aku Terbang Bersama Cahayaku...
Hari-Hari Kulalui Dengan Penuh Keceriaan Bersama Sang Burung Dara Sahabatku Ini...
Kami Tertawa...
Kami Bercengkrama...
Kami Saling Berbagi Cerita...


Sang Burung Dara Menceritakan Kisah Roda Kehidupannya Dari Satu Masa Ke Masa...
Dia Bercerita Tentang Dirinya Dulu...
Harmonis Bersama Kedua Induknya Di Sarang Yang Penuh Kehangatan...
Hingga Kedua Induknya Tiada...
Meninggalkan Dia Sendiri...
Bimbang Tanpa Tujuan...
Galau...
Sedih...
Tersiksa Oleh Perasaan-Perasaan...
Ia Pun Bercerita Tentang Hidupnya Di Suatu Masa...
Terjebak Dalam Sebuah Ekosistem Kehidupan Yang Menyiksa Dirinya...
Bersama Sang Burung Gagak Hitam...!!!
Burung Yang Diselimuti Sifat Antagonis...!!!


Terharu Kumendengar Kisahnya...
Ingin Rasanya Kumenolongnya...
Menarik Sayapnya Agar Terlepas Dari Cengkeraman Sang Gagak Hitam...
Seekor Gagak Yang Sangat Berpengaruh Dalam Ekosistemnya...
Gagak Yang Memiliki Banyak Prajurit Dan Para Cenayang...
Berada Tersebar Di Setiap Penjuru Pulau Tempat Aku Dan Sang Dara Menetap Dan Membuat Sarang...


Ini Semua Mengakibatkan Sang Dara Semakin Sulit Lepas Dari Cengkeraman Sang Gagak...
Gagak Yang Sangat Berpengaruh Dalam Ekosistemnya...
Keberanian Sang Dara...
Ketangguhannya...
Dan Daya Jelajah Yang Tinggi Untuk Dapat Terbang Bebas...
Sendiri...
Ke Pulau Manapun Yang Ia Kehendaki...
Tetap Tak Mampu Meruntuhkan Belenggu Yang Sudah Sangat Menahun...
Mengikat Sang Dara...


Ingin...
Ingin...
Ingin Ku Menolongnya...
Tapi Apa Daya...??
Aku Hanya Seekor Kunang-Kunang Pembawa Cahaya...
Aku Tak Sanggup...
Aku Tak Mampu Melawan Keperkasaan Sang Gagak Yang Sangat Digjaya...
Aku Tak Sanggup Melepas Siksaan Batin Yang Membelenggu Burung Dara Sahabatku...
Aku Lemah...!!!
Tidak Berdaya...!!!
Ingin Rasanya Membawa Burung Dara Terbang Menjauh Meninggalkan Deritanya Bersama Sang Gagak...
Tapi Lagi-Lagi...
Aku Tak Bisa...!!!
Aku Lemah...!!!
Tak Berdaya...!!!
Sayapku Kecil...!!!
Aku Tak Sanggup Menuntun Sang Dara Pergi Jauh..
Kami Akan Langsung Terkejar Oleh Sang Gagak Yang Terbang Melesat Dengan Sayap-Sayap Lebarnya Yang Kokoh Dan Perkasa...


Aku Adalah Kunang-Kunang...
Aku Percaya Tuhan Yang Menciptakanku...
Yang Memberi Mukjizat Kepadaku Berupa Cahaya Yang Menyatu Dengan Ragaku...
Tak Henti-Hentinya Aku Berdoa Kepada Tuhan Yang Menciptakanku Dan Cahayaku...
"Ya Tuhan...
Berilah Aku Kekuatan Agar Dapat Menolong Sang Burung Dara Betina Sahabatku Dari Cengkeraman Sang Gagak Hitam...
Agar Aku Dapat Melihatnya Terbang Bebas Di Angkasa Dengan Sayap Putihnya Yang Menawan...
Dan Izinkanlah Aku Tuhan...
Untuk Dapat Menemaninya...
Walau Hanya Sekedar Untuk Memberinya Biji-Biji Buah Delima....
Atau Segumpal Madu Yang Tercipta Dari Saripati Putik-Putik Bunga Yang Mekar Di Pagi Hari...
Akan Kuantar Ke Sarangnya...
Di Waktu Senja...
Waktu Dimana Aku Bisa Berjumpa Dengannya...
Walau Gelap Menyelimuti...
Walau Udara Malam Merasuki...
Ku Kan Tetap Tegar...
Karena Aku Sayang Kepadanya...
Atau Izinkanlah Aku Untuk Dapat Terbang Bersamanya Di Malam Hari...
Jikalau Tidak Bisa Terbang Berdampingan...
Biarkan Aku Terbang Di Belakangnya...
Agar Dapat Kulihat Indah Kepakan Sayapnya...
Agar Dapat Kumenjaganya...
Dan Apabila Semua Itu Tetap Mustahil...
Aku Mohon Kepadamu Tuhan...
Jadikanlah Aku Ranting...
Agar Ia Dapat Hinggap Di Ragaku...
Bercerita Kepadaku...
Bersandar Pada Diriku...
Berkicau Untukku...
Dan Menumpahkan Segala Keluh Kesahnya...
Pergulatan Batinnya..."


Suatu Hari Aku Dan Sang Dara Terbang Bersama...
Terbang Di Ketinggian...
Perlahan Kami Rasakan Sepoi-Sepoi Angin...
Menggelitik Sayap Dan Bulu-Bulu Kami...
Kami Terbang Di Ketinggian...
Menikmati Indahnya Ciptaan Tuhan...
Kicau Burung Merdu Menggoda...
Daun-Daun Menari Mengikuti Arah Angin...
Tampak Ombak Kejar Mengejar Menuju Karang...
Menampar Tubuh Pencari Ikan...
Hingga Pandangan Kami Tertuju Pada Sebuah Pulau Indah Di Seberang Danau...
Kami Mendarat Disana...
Pada Hari Itu Aku Bermaksud Memberikan Setengah Cahayaku Untuknya...
Sebagai Tanda Sayangku Kepada Sang Dara...


Sayangnya...


Sang Dara Keliru Memahami Makna Dari Setengah Cahaya Yang Kuberikan Tadi...
Dia Kecewa...
Dia Marah...
Dia Menjadi Benci Kepadaku...
Sang Dara Terbang Meninggalkanku Sendiri...
Cahaya Tersebut Dicampakkannya...
Luluh Lantak...
Hancur Berkeping...
Hingga Hanya Meninggalkan Luka Dan Seonggok Kebencian...
Aku Terkejut...
Sedih...
Kecewa...
Ingin Rasanya Kuterbang Mengejarnya Seraya Berteriak..."Bukan...Bukan
Itu Maksudku...Kamu Tidak Mengerti Yang Sebenarnya...!!!"
Namun Sang Dara Tidak Menghiraukanku...
Ia Tetap Terbang Pergi Meninggalkanku...
Ketika Hendak Mengejarnya...
Kurasakan Untuk Beberapa Saat...
Sayapku Kaku...!!!
Mati...!!!
Tidak Bergerak...!!!
Hingga Sampai Habis Asaku...
Kuberdoa Kepada Tuhan Untuk Mengembalikan Kekuatan Sayapku...
Agar Aku Dapat Terbang Kembali...
Mengejar Sang Dara Sahabatku...
Tuhan Berbelas Kasih Kepadaku...
Doaku Dikabulkan...
Perlahan Tapi Pasti Kurasakan Kekuatan Mengalir Di Sayap Kecilku...
Hingga Saatnya Aku Dapat Mengepakkan Sayap Kecilku Yang Ringan...
Tipis...
Lusuh Tak Bercorak...


Tanpa Kutunggu Lama...
Aku Terbang Melesat Ke Angkasa...
Mengejar Sang Dara Sahabatku...
Sembari Tak Henti-Hentinya Kuberteriak...
"Bukan...Bukan Itu Maksudku...!!! Kamu Tidak Mengerti Yang Sebenarnya...!!!"...
Sang Dara Tetap Tak Bergeming...
Masih Terus Terbang Melesat...
Dengan Sayap Putihnya Yang Menawan...
Ketika Jarak Kami Tinggal Beberapa...
Sayup-Sayup Kudengar Di Kejauhan...
Kepakan Sayap Yang Sangat Kencang...
Mentari Senja Yang Lembayung...
Perlahan Pudar...
Menghilang...
Tergantikan Oleh Gelap...
Kini Kulihat Dengan Jelas...
Sesosok Makhluk Tegap...
Berbulu Lebat...
Hitam...!!!
Pekat...!!!
Terbang Perlahan Ke Arahku...
Sang Gagak...!!!
Dua Buah Bola Matanya Merah Membara...
Tajam..!!!
Menusuk Ke Arahku...
Seolah-olah Ingin Membakarku Yang Kecil Ini Dengan Sinarnya...
Kedua Sayapnya Kokoh...
Lebar Menutupi Semua Cahaya Disekelilingku...
Aku Coba Untuk Tetap Bertahan...
Menjaga Setengah Cahaya Kecilku Agar Tak Menjadi Redup...
Paruhnya Runcing Penuh Kedengkian...!!!
Tergambar Jelas...
Seolah Berkata...
"Aku Akan Mematukmu Makhluk Kecil...!!!"...
Cakarnya Menyeringai Berkilau...!!!


Aku Tak Sanggup Melawannya...
Aku Jatuh...
Tersungkur...
Terjerembab...
Kembali Di Atas Permukaan Bumi...
Setengah Sadar...
Kumemandang Langit Diatasku...
Tampak Dua Warna Yang Sangat Kontras Membias Di Angkasa...
Hitam Dan Putih...
Kusaksikan Dengan Seluruh Jiwa...
Sang Gagak Mendekap Erat Sang Dara Yang Sangat Letih Karena Terus Terbang Menghindar Dariku...
Dua Makhluk Itu Terbang Tinggi Meninggalkanku...
Jauh...
Hingga Hanya Kulihat Bagai Dua Butir Biji Kurma Di Langit Yang Luas...
Lembayung Kembali Bersinar...
Warna Jingganya Kembali Merambat Menuju Celah-Celah...
Kulihat Dan Kuperhatikan...
Cahaya Kecilku...
Masih Utuh...!!!
Terima Kasih Tuhan...!!!
Kini Aku Sendiri...
Rapuh...
Koyak...
Terguncang Oleh Kenyataan...


Selang Beberapa Saat...
Kurasakan Tetesan Air Jatuh Dari Langit...
Tertarik Gravitasi Bumi Yang Tak Lelah Berotasi...
Tetesan Itu Lembut Menyentuhku...
Membasuh Wajahku...
Mengusap Sayap Kecilku Yang Masih Lusuh Tak Bercorak...
Namun Tetesan Itu Tak Sendiri...
Samar-Samar Kulihat Dari Kejauhan...
Memuai Di Balik Awan...
Hingga Tercipta Gumpalan-Gumpalan...
Membentuk Jasad Yang Semakin Lama...
Semakin Berwujud...


Ia Kecil...
Sama Sepertiku...
Sayapnya Lusuh Tak Bercorak...
Sama Sepertiku...
Ia Bercahaya...
Sama Sepertiku...
Namun Ada Satu Bagian Darinya Yang Tak Kumiliki...
Mahkota Kuning Emas Bertahtakan Batu-Batuan...
Kuyakini Batu Itu Adalah Zamrud...


Perlahan Ia Melayang...
Mendekat...
Semakin Mendekat...
Hingga Jarakku Dengannya Hanya Tinggal Beberapa Hembus Nafas Saja...
Ia Memandangku...
Cukup Lama...
Hingga Akhirnya Ia Mundur Beberapa Jarak...
Tak Selang Berapa Lama...
Aku Mendengar Suara Merdu Yang Mengalir Darinya...
Namun Kuperhatikan...
Bibirnya Tak Bergerak...
Bisu...!!!
Kaku...!!!


Lalu Dengan Lembutnya Suara Itu Berujar...


"Kau Lemah...!!!"...
"Kau Kecil...!!!"...
"Tidak Berdaya...!!!"...
"Indah Cahayamu.......Tak Seindah Takdirmu...!!!"...
"Terang Cahayamu.......Tak Seterang Jiwamu...!!!"...
"Lusuh Sayapmu........Sama Lusuhnya Dengan Jalan Hidupmu...!!!"...
"Lupakan Burung Dara Betinamu...!!!"...
"Kau Tak Akan Mampu Mengimbanginya...!!!"...
"Pucuk-Pucuk Asmara Yang Bersemi Di Hatimu Hanya Akan Menjadi Sembilu Dan Duri Tajam Di Relung-Relung Jiwamu...!!!"...
"Ingatlah Dan Jangan Kau Lupa...!!!"...
"Kau Hanyalah Seekor Kunang-Kunang Kecil Pembawa Cahaya...!!!"...
"Tepislah Keinginan Dan Hasratmu Kepada Burung Dara Itu...!!!"...


Setelah Berkata-Kata Demikian...
Ia Pergi...
Menghilang...
Raib Entah Kemana...
Hanya Menyisakan Udara Panas Disekelilingku...
Tetesan Hujan Semakin Deras Dan Tebal...
Derasnya Hujan Kurasakan...
Cukuplah Kiranya Mewakili Gambaran Air Mata Dan Kesedihanku...


Getir Terasa...
Harumnya Luka...
Tersayat Rapi...
Teriris Perih...
Mengisi Ruang Kosong...
Dalam Labirin-Labirin Kehampaan...


Aku Pasrah...
Jikalau Tuhan Memberiku Mukjizat Dengan Perantara Satu Permintaan...
Kuberharap S'lalu Agar Sang Dara Dapat Menerima Setengah Dari Cahayaku...
Walau Itu Yang Tersisa...
Walau Dengan Memberikan Setengah Cahaya Itu Akan Membuatku Mati...
Ku Hanya Ingin Sang Dara Tahu Apa Yang Sebenarnya...
Rasa Sayangku Padanya...


Waktu...
Waktu...
Waktu...
Aku Sangat Berharap Mukjizat Darimu...
Untuk Menyingkap Tabir Ini...
Waktu...
Waktu...
Waktu...
Kutitipkan Sebuah Cerita Tentangnya...


Terima Kasih Tuhan...
Engkau Telah Mengenalkanku Padanya...
Walau Hanya Untuk Sesaat...
Dan Waktu Yang Hanya Sesaat Itu...
Cukuplah Untuk Membuatku Mengaguminya...
Dan Sayang Padanya...








Batam, 07 November 2009, 01 : 56 : 37 AM






Aku Adalah Kunang-Kunang..

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies